Selfi Lailiyatul Iftitah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan krusial dalam meletakkan fondasi pengembangan potensi anak secara holistik. Di tengah derasnya arus digitalisasi, pendekatan pembelajaran inovatif menjadi sebuah keniscayaan. Salah satu pendekatan yang kian relevan adalah STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Tulisan ini hendak mengulas relevansi STEAM dalam perspektif pendidikan Islam anak usia dini dan urgensinya dalam pembelajaran era digital saat ini.
Secara konseptual, STEAM bukan sekadar akronim dari lima disiplin ilmu. Lebih dari itu, STEAM adalah pendekatan interdisipliner yang mendorong anak untuk berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, dan memecahkan masalah melalui eksplorasi dan proyek. Dalam perspektif pendidikan Islam, STEAM menemukan landasan filosofis yang kokoh. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan proses pencarian kebenaran. Al-Qur’an dan Hadis kaya akan ayat dan riwayat yang mendorong manusia untuk mengamati alam semesta (sains), memanfaatkan teknologi secara bijaksana, merancang solusi (rekayasa), mengapresiasi keindahan (seni), dan menggunakan logika serta perhitungan (matematika).
Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam STEAM, atau yang sering disebut sebagai I-STEAM (Islamic STEAM) atau Re-STEAM (Religion-STEAM), menjadi sebuah kebutuhan strategis. Pada anak usia dini, penanaman nilai tauhid, akhlakul karimah, serta kecintaan pada Allah SWT sebagai Pencipta dapat diinternalisasikan melalui kegiatan STEAM yang kontekstual. Misalnya, saat mempelajari siklus air (sains), anak diajak untuk mentadaburi kebesaran Allah dalam mengatur alam. Ketika merancang bangunan sederhana dari balok (rekayasa), anak belajar tentang kerjasama dan tidak mudah menyerah, nilai-nilai yang juga diajarkan dalam Islam. Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran pun dapat diarahkan untuk tujuan positif, seperti mengakses konten edukatif Islami atau membuat karya digital sederhana yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan.
Relevansi STEAM dalam pembelajaran era digital saat ini bagi anak usia dini sangatlah signifikan. Era digital menuntut anak memiliki seperangkat keterampilan abad ke-21. Kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi (literasi digital) adalah salah satunya. Namun, lebih penting lagi adalah kemampuan untuk menjadi kreator, bukan sekadar konsumen teknologi. STEAM melatih anak untuk berpikir komputasional, yakni kemampuan memecahkan masalah kompleks dengan pendekatan logis dan sistematis, sebuah keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia digital.
Selain itu, aspek “Arts” dalam STEAM memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas, imajinasi, dan ekspresi diri anak. Dalam konteks Islam, seni yang sejalan dengan nilai-nilai etika dan estetika Islam dapat menjadi media dakwah dan penguatan identitas Muslim sejak dini. Pembelajaran berbasis proyek dalam STEAM juga mendorong anak untuk aktif terlibat, berdiskusi, dan mempresentasikan hasil karyanya, yang kesemuanya selaras dengan tuntutan pembelajaran modern yang interaktif dan berpusat pada anak.
Tantangan yang dihadapi tentu ada, terutama dalam hal kesiapan pendidik dan infrastruktur. Guru PAUD perlu dibekali dengan pemahaman dan keterampilan untuk mengimplementasikan pembelajaran STEAM yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam secara efektif. Selain itu, akses terhadap teknologi dan sumber belajar yang memadai juga perlu diperhatikan.
Kesimpulannya, pendekatan STEAM yang dijiwai nilai-nilai Islam memiliki relevansi dan urgensi tinggi dalam pendidikan anak usia dini di era digital. Ia tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depan, tetapi juga membentuk karakter Islami yang kokoh. Dengan demikian, generasi Muslim masa depan diharapkan mampu menjadi individu yang cerdas secara intelektual, matang secara emosional, kuat secara spiritual, dan mampu berkontribusi positif bagi peradaban di tengah kemajuan teknologi. Investasi dalam pengembangan dan implementasi I-STEAM di lembaga PAUD Islam merupakan langkah strategis untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
*Dosen Prodi PIAUD IAIN Madura
Tinggalkan Balasan