Mewujudkan Pendidikan Ramah Anak: Sinergi Nilai Islam, Fitrah Anak, dan Pembelajaran Mendalam di Usia Dini

Kurniah Astutik

Konsep Pendidikan Ramah Anak (PRA) telah menjadi diskursus global yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, dan menghargai hak-hak serta keunikan setiap anak. Dalam konteks Indonesia, implementasi PRA menemukan landasan yang kokoh dalam nilai-nilai luhur Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) serta dapat diperkaya melalui pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam). Sinergi ketiganya berpotensi melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.

Perspektif PIAUD secara inheren selaras dengan prinsip-prinsip Pendidikan Ramah Anak. Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam), mengajarkan kasih sayang (rahmah), kelembutan, dan penghargaan terhadap anak sebagai amanah Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW memberikan teladan paripurna (uswah hasanah) dalam memperlakukan anak-anak dengan penuh cinta, kesabaran, dan pengertian. Prinsip non-diskriminasi, kepentingan terbaik anak, hak untuk hidup dan berkembang, serta penghargaan terhadap pandangan anak, yang menjadi pilar PRA, sejatinya termaktub dalam ajaran Islam. PIAUD menekankan bahwa pendidikan harus menghormati fitrah (potensi dasar) anak, termasuk fitrahnya untuk bermain, belajar, dan berkembang sesuai tahapannya, tanpa paksaan atau kekerasan, baik fisik maupun psikis. Lingkungan belajar Islami yang ramah anak adalah tempat di mana mereka merasa diterima, dicintai, dan didorong untuk mengeksplorasi potensinya secara optimal.

Integrasi deep learning dalam kerangka PRA dan PIAUD menjadi krusial untuk memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya bersifat superfisial. Deep learning mendorong anak untuk membangun pemahaman yang mendalam dan bermakna, bukan sekadar menghafal informasi. Dalam konteks PIAUD yang ramah anak, ini berarti menjauhkan diri dari metode indoktrinasi yang kaku. Sebaliknya, nilai-nilai Islam, seperti akidah, akhlak, dan ibadah, diperkenalkan melalui cara-cara yang menyenangkan, interaktif, dan kontekstual. Misalnya, pengenalan konsep keesaan Allah (Tauhid) dapat dilakukan melalui pengamatan keindahan alam ciptaan-Nya, yang merangsang rasa ingin tahu dan kekaguman anak. Kisah-kisah Nabi dan sahabat yang inspiratif disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan relevan dengan dunia anak, sehingga mereka dapat menarik hikmah dan meneladani akhlak mulia.

Lingkungan yang ramah anak, sebagaimana diamanatkan PRA dan PIAUD, menjadi prasyarat bagi terjadinya deep learning. Ketika anak merasa aman secara emosional dan fisik, mereka akan lebih berani untuk bertanya, bereksplorasi, membuat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar, dan membangun koneksi antara pengetahuan baru dengan pengalaman mereka. Guru dalam konteks ini berperan sebagai fasilitator, motivator, dan model peran yang menunjukkan kasih sayang serta kesabaran. Pembelajaran berbasis proyek atau permainan yang dirancang untuk menstimulasi berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi sangat mendukung deep learning sekaligus selaras dengan dunia anak yang penuh imajinasi.

Implementasi sinergis ini menuntut kesiapan pendidik PIAUD untuk terus mengembangkan kompetensinya. Mereka tidak hanya perlu memahami konsep PRA dan deep learning secara teoritis, tetapi juga mampu menerjemahkannya ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari yang kreatif dan inovatif. Kurikulum perlu dirancang secara fleksibel, memungkinkan personalisasi pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan unik setiap anak, seraya tetap mengacu pada nilai-nilai universal Islam. Keterlibatan orang tua dan komunitas juga penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif.

Kesimpulannya, Pendidikan Ramah Anak yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan diperkuat dengan pendekatan deep learning adalah sebuah keniscayaan. Ini bukan hanya tentang memenuhi hak anak, tetapi juga tentang mempersiapkan generasi masa depan yang memiliki pemahaman agama yang mendalam, berakhlak mulia, cerdas, kritis, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan peradaban. Investasi pada model pendidikan holistik semacam ini adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa.

*Kaprodi PIAUD Institut Agama Islam At Taqwa Bondowoso Jawa Timur

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *