Jamiludin Usman
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) merupakan fondasi krusial dalam pembentukan generasi Muslim yang tangguh. Di tengah derasnya arus modernitas dan tantangan zaman, kembali menengok khazanah pemikiran para ulama terdahulu menjadi sebuah keniscayaan. Salah satu figur sentral yang memberikan perhatian mendalam terhadap pendidikan anak adalah Syaikh Abdullah Nashih Ulwan, melalui mahakaryanya, Tarbiyatul Aulad fil Islam. Pemikirannya, meskipun lahir beberapa dekade silam, terbukti masih menyimpan relevansi yang kuat untuk konteks pendidikan Islam hari ini.
Abdullah Nashih Ulwan memandang pendidikan anak bukan sekadar transfer ilmu pengetahuan, melainkan sebuah proses pembentukan manusia seutuhnya yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Perspektifnya bersifat holistik, mencakup tujuh pilar utama: pendidikan iman, akhlak, fisik, intelektual, psikologis, sosial, dan seksual. Bagi Ulwan, perjalanan pendidikan ini sejatinya dimulai jauh sebelum sang anak lahir, yakni sejak pemilihan pasangan hidup yang saleh dan salihah. Ini menunjukkan betapa fundamentalnya peran orang tua sebagai madrasatul ula (sekolah pertama).
Dalam konteks anak usia dini, Ulwan menekankan pentingnya menanamkan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya melalui metode yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Ia menggarisbawahi urgensi qudwah hasanah (keteladanan yang baik) dari orang tua dan pendidik. Anak adalah peniru ulung; apa yang mereka lihat dan dengar akan meresap kuat dalam benak dan perilakunya. Di sinilah Ulwan mengingatkan bahwa teori tanpa praktik, nasihat tanpa contoh, akan menjadi sia-sia.
Lebih jauh, Ulwan menganjurkan penggunaan metode ‘adah (pembiasaan), mau’izhah (nasihat dan cerita), serta uqubah (pemberian sanksi yang mendidik) secara bijaksana. Pembiasaan ibadah sederhana seperti berdoa sebelum makan, mengucapkan salam, dan menghormati yang lebih tua, jika dilakukan secara konsisten sejak dini, akan membentuk karakter yang kokoh. Cerita-cerita para nabi dan orang saleh menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan keimanan secara imajinatif dan menyenangkan bagi anak.
Relevansi dalam Konteks Kekinian
Di era digital saat ini, di mana anak-anak terpapar informasi dan pengaruh yang tak terbatas, pemikiran Ulwan menjadi semakin relevan. Konsep qudwah hasanah mengingatkan para orang tua dan pendidik akan tanggung jawab besar mereka dalam menyaring dan memberikan contoh positif di tengah gempuran konten negatif. Tantangan terbesar bukanlah melarang, melainkan mendampingi dan memberikan alternatif yang Islami dan mendidik.
Penekanan Ulwan pada pendidikan iman dan akhlak sebagai fondasi utama menjadi jawaban atas kekhawatiran degradasi moral yang seringkali menghantui generasi muda. Di saat banyak lembaga pendidikan berlomba-lomba mengejar prestasi akademik, Ulwan mengingatkan bahwa kecerdasan intelektual tanpa dibingkai oleh iman dan akhlak yang mulia justru bisa berbahaya. PIAUD berbasis pemikiran Ulwan akan memprioritaskan pembentukan karakter sebelum mengejar target-target kognitif semata.
Metode pembiasaan dan cerita yang dianjurkannya juga sejalan dengan pendekatan psikologi perkembangan anak modern, yang mengakui pentingnya rutinitas dan kekuatan narasi dalam proses belajar anak usia dini. Lembaga PIAUD modern dapat mengadaptasi metode ini dengan mengintegrasikannya dalam kurikulum yang kreatif dan menyenangkan, memanfaatkan teknologi secara bijak untuk menyajikan kisah-kisah Islami yang menarik.
Kesimpulan
Abdullah Nashih Ulwan telah mewariskan sebuah peta jalan yang komprehensif dalam mendidik anak-anak Muslim. Pemikirannya bukanlah sekadar teori usang, melainkan mutiara hikmah yang cahayanya tetap relevan menerangi jalan pendidikan Islam, khususnya pada jenjang usia dini. Mengimplementasikan kembali prinsip-prinsip Ulwan – dengan penyesuaian kreatif sesuai konteks zaman – bukanlah sebuah langkah mundur, melainkan sebuah upaya strategis untuk memastikan lahirnya generasi Rabbani yang siap menghadapi masa depan dengan iman, ilmu, dan akhlak yang kokoh.
* Kaprodi PIAUD Universitas Islam Negeri Madura 2022 -2026
Tinggalkan Balasan