Ria Astuti
Era digital telah merasuki segenap aspek kehidupan, tak terkecuali dunia anak usia dini. Paparan teknologi menjadi tak terhindarkan, menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan mereka. Dalam konteks Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), peran orang tua sebagai garda terdepan pendidikan semakin krusial dalam menerapkan digital parenting yang bijak. Perspektif deep learning (pembelajaran mendalam) menawarkan kerangka kerja yang relevan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi secara positif dan menanamkan nilai-nilai Islam secara bermakna.
Digital parenting Islami bukan sekadar membatasi atau melarang penggunaan gawai pada anak usia dini, melainkan tentang mendampingi, mengarahkan, dan memberikan teladan yang baik dalam berinteraksi dengan dunia digital sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Ini melibatkan pemahaman tentang konten digital yang sesuai dengan usia dan nilai-nilai Islami, pengelolaan waktu layar yang sehat, serta penanaman kesadaran akan etika dan adab dalam berinteraksi di dunia maya.
Perspektif deep learning menekankan bahwa pembelajaran yang efektif adalah proses aktif di mana anak membangun pemahaman yang mendalam melalui keterlibatan, refleksi, dan koneksi. Dalam konteks digital parenting, ini berarti pemanfaatan teknologi harus dirancang untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna, bukan sekadar hiburan pasif. Aplikasi edukatif yang interaktif, video pembelajaran Islami berkualitas, atau bahkan kegiatan membuat konten sederhana (dengan pendampingan orang tua) dapat menjadi alat yang efektif untuk menstimulasi rasa ingin tahu, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan memperkuat pemahaman konsep-konsep agama.
Misalnya, anak dapat menggunakan aplikasi yang mengenalkan huruf hijaiyah dan cara pelafalannya melalui permainan yang menyenangkan. Orang tua dapat mendampingi anak menonton video animasi tentang kisah-kisah Nabi atau akhlak mulia, kemudian berdiskusi tentang pesan moral yang terkandung di dalamnya. Kegiatan membuat gambar atau video pendek sederhana tentang nilai-nilai Islam (seperti pentingnya berbuat baik kepada sesama) dapat menumbuhkan kreativitas dan pemahaman yang lebih mendalam.
Namun, digital parenting Islami dengan perspektif deep learning juga menekankan pentingnya keseimbangan dengan aktivitas di dunia nyata. Interaksi sosial langsung, bermain di alam terbuka, kegiatan fisik, dan ibadah bersama keluarga tetap menjadi prioritas utama dalam perkembangan anak usia dini. Teknologi hanyalah alat bantu yang dapat diintegrasikan secara proporsional untuk memperkaya pengalaman belajar, bukan menggantikannya.
Orang tua juga perlu menjadi teladan (uswah hasanah) dalam penggunaan teknologi. Menunjukkan adab yang baik saat menggunakan media sosial, bijak dalam berbagi informasi, dan membatasi penggunaan gawai di waktu-waktu penting (seperti saat beribadah atau berkumpul dengan keluarga) akan memberikan contoh konkret bagi anak-anak. Selain itu, penting bagi orang tua untuk terus belajar dan memahami perkembangan teknologi serta dampaknya terhadap anak-anak, sehingga dapat memberikan pendampingan yang relevan dan efektif.
Tantangan utama dalam menerapkan digital parenting Islami dengan perspektif deep learning adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran orang tua tentang potensi dan risiko teknologi bagi anak usia dini, serta bagaimana mengintegrasikannya secara positif dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi kepada orang tua tentang digital parenting Islami, termasuk pemilihan konten digital yang sesuai, strategi pengelolaan waktu layar, dan cara memfasilitasi pembelajaran mendalam melalui teknologi, menjadi sangat penting.
Kesimpulannya, digital parenting Islami yang berlandaskan prinsip deep learning adalah pendekatan yang esensial dalam mendidik anak usia dini di era digital. Dengan mendampingi anak secara bijak, memanfaatkan teknologi secara proporsional untuk pembelajaran yang bermakna, dan memberikan teladan yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memanfaatkan teknologi secara positif sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sinergi antara digital parenting Islami dan deep learning adalah kunci untuk mencetak generasi Rabbani yang melek teknologi dan berkarakter Islami.
*Dosen Prodi PIAUD IAIN Madura
Tinggalkan Balasan