Sinergi Parenting Islami, Pengembangan Sosio-Emosional, dan Deep Learning untuk Mutu Pembelajaran PAUD

 

Errifa Susilo

Kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) tidak hanya diukur dari kemampuan kognitif semata, tetapi juga dari perkembangan sosio-emosional yang matang dan dukungan parenting yang efektif. Perspektif deep learning (pembelajaran mendalam) dan nilai-nilai Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) menawarkan kerangka kerja holistik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan fokus pada aspek sosio-emosional dan peran sentral orang tua.

Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dengan landasan nilai-nilai Islam yang universal, menekankan pembentukan karakter mulia sejak dini. Pengembangan aspek sosio-emosional, seperti kasih sayang (mahabbah), empati, kejujuran (shidq), tanggung jawab (mas’uliyyah), dan kemampuan berinteraksi sosial yang positif, merupakan bagian integral dari kurikulum PIAUD. Nilai-nilai ini tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi juga diinternalisasi melalui pembiasaan, keteladanan, dan interaksi yang penuh kasih dalam lingkungan belajar yang Islami.

Deep learning, sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan bermakna, memiliki implikasi signifikan terhadap pengembangan sosio-emosional anak usia dini. Pembelajaran yang melibatkan interaksi aktif, kolaborasi, pemecahan masalah bersama, dan refleksi diri memungkinkan anak untuk belajar mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara sehat. Kegiatan bermain peran, misalnya, dapat membantu anak memahami perspektif orang lain dan mengembangkan empati. Proyek kelompok melatih kemampuan bekerja sama, berbagi ide, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Peran parenting Islami menjadi pilar penting dalam mendukung perkembangan sosio-emosional anak dan mutu pembelajaran secara keseluruhan. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Dalam perspektif Islam, mendidik anak merupakan amanah yang besar, dan orang tua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral, serta menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi perkembangan anak secara holistik. Parenting Islami yang efektif melibatkan kasih sayang, perhatian, komunikasi yang terbuka, keteladanan akhlak mulia, serta dukungan terhadap proses belajar anak di rumah.

Sinergi antara parenting Islami, pengembangan sosio-emosional, dan deep learning menciptakan lingkaran yang saling memperkuat untuk meningkatkan mutu pembelajaran di PAUD. Ketika orang tua aktif terlibat dalam pendidikan anak, memberikan dukungan emosional, dan meneladankan nilai-nilai Islam, anak-anak akan merasa aman dan termotivasi untuk belajar secara mendalam. Pembelajaran yang berfokus pada pengembangan sosio-emosional di sekolah akan diperkuat oleh praktik-praktik positif di rumah, dan sebaliknya.

Contoh konkret sinergi ini dapat dilihat dalam berbagai kegiatan. Orang tua dapat membacakan kisah-kisah Islami yang mengandung pesan moral tentang kejujuran atau kasih sayang, kemudian mendiskusikannya dengan anak untuk memicu refleksi (deep learning). Di sekolah, guru dapat memfasilitasi kegiatan bermain peran tentang situasi sosial sehari-hari untuk melatih empati dan kemampuan menyelesaikan masalah. Komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua memungkinkan adanya pemahaman yang sama tentang perkembangan sosio-emosional anak dan strategi pendampingan yang konsisten.

Tantangan dalam mewujudkan sinergi ini meliputi kurangnya pemahaman sebagian orang tua tentang pentingnya aspek sosio-emosional dan cara mendukungnya di rumah, serta keterbatasan sumber daya dan pelatihan bagi pendidik dalam mengintegrasikan deep learning dengan pengembangan sosio-emosional dalam konteks PIAUD. Oleh karena itu, program-program edukasi untuk orang tua tentang parenting Islami dan pengembangan sosio-emosional anak, serta pelatihan berkelanjutan bagi guru PAUD tentang prinsip-prinsip deep learning dan strategi pembelajaran yang berpusat pada anak, menjadi sangat krusial.

Kesimpulannya, mutu pembelajaran di PAUD tidak dapat dipisahkan dari pengembangan aspek sosio-emosional anak dan peran aktif orang tua dalam kerangka parenting Islami. Perspektif deep learning menawarkan pendekatan yang memberdayakan anak untuk membangun pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama dan sosial melalui pengalaman belajar yang bermakna. Sinergi ketiga elemen ini adalah kunci untuk menciptakan generasi muslim yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang kokoh, serta mampu berkontribusi positif bagi keluarga, masyarakat, dan agama.

*Dosen Prodi PIAUD UIN SATU Tulung Agung Jawa Timur

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *